Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Selatan (Sumsel) menahan tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi penjualan aset Yayasan Batanghari Sembilan, yang terletak di Jalan Mayor Ruslan, Kota Palembang.
Salah satu tersangka yang ditetapkan adalah HRB, mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang. Kemudian USG selaku Penjual Aset,
2. HRB selaku Mantan Sekretaris Daerah Kota Palembang Tahun 2016, dan YHR selaku Mantan Kepala Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Kota Palembang Tahun 2016.
Penahanan mereka dimulai Rabu 22 Januari 2025, setelah penyidik Kejati Sumsel mengumpulkan bukti yang cukup untuk meningkatkan status mereka dari saksi menjadi tersangka.
Aspidsus Kejati Sumsel, Umaryadi, mengungkapkan bahwa kasus ini berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi penjualan sebidang tanah milik Yayasan Batanghari Sembilan seluas 3.646 m² yang terletak di Kelurahan Duku, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Menurutnya tanah tersebut dijual tanpa prosedur yang benar yang menyebabkan kerugian negara. "Penanganan perkara ini tidak hanya bertujuan untuk menuntut hukuman bagi para pelaku, tetapi yang terpenting adalah untuk mengembalikan aset negara yang hilang agar kerugian negara dapat terpulihkan," ujar Umaryadi.
Sebelumnya, aset tanah yang dimaksud sudah disita berdasarkan Surat Penetapan Pengadilan Negeri Palembang Nomor: 48/PenPid.Sus-TPK-SITA/2024/PN Plg dan Surat Perintah Penyitaan Kepala Kejati Sumsel. Tanah tersebut kini dititipkan kepada Pemerintah Provinsi Sumsel untuk dikelola dengan baik.
Tersangka yang telah ditetapkan adalah USG, yang berperan sebagai penjual aset, HRB, yang merupakan mantan Sekda Kota Palembang pada tahun 2016, dan YHR, mantan Kepala Seksi Survei Pengukuran dan Pemetaan Badan Pertanahan Kota Palembang pada tahun yang sama.
"Para tersangka sebelumnya telah diperiksa sebagai saksi, dan berdasarkan hasil pemeriksaan serta bukti yang terkumpul, tim penyidik Kejati Sumsel menaikkan status mereka menjadi tersangka,"
ujar dia.
Kerugian Negara berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara dengan nilai Kerugian Keuangan Negara adalah sebesar Rp11.760.000.000.
Para tersangka dijerat dengan Primair, Pasal 2 Ayat (1) Subsidair Pasal 3 Junto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 Ayat (1) KUHPidana.
- Sandy Adam Mahaputra
Pemanggilan saksi-saksi akan terus dijadwalkan guna mengumpulkan lebih banyak bukti dan informasi terkait dugaan korupsi ini.
Baca SelengkapnyaPj. Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, menyampaikan apresiasi terhadap upaya penyelamatan aset yang dilakukan Kejati Sumsel.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan tersebut dilakukan terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi penjualan aset Yayasan Batang Hari Sembilan berupa sebidang tanah.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersangka diperkirakan telah merugikan keuangan negara dengan estimasi mencapai Rp1,3 triliun
Baca SelengkapnyaDK berperan membuat Perikatan Jual Beli dan Akta Jual Beli antara tersangka MR dan YT selaku Kuasa Yayasan Batanghari Sembilan Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaSalah satu tersangka adalah mantan kepala dinas dari instansi terkait dan dua lainnya merupakan dirut dan direktur BUMN
Baca SelengkapnyaKejati Sumut melimpahkan berkas terdakwa kasus korupsi senilai Rp50 Miliar dalam kegiatan eradikasi lahan perkebunan PT PSU.
Baca SelengkapnyaTim Penyidik Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan menggeledah tiga kantor dinas di wilayah Provinsi Sumsel.
Baca SelengkapnyaKejati Sumsel menyerahkan 4 orang tersangka dalam perkara korupsi LRT Sumsel dan kini ditangani Penuntut Umum Kejari Palembang
Baca SelengkapnyaSelain BP, penyidik Kejati Sumut juga menahan dua tersangka lainnya, yaitu AJT selaku Direktur PT EPP dan RMS selaku Kuasa Pengguna Anggaran UPTJJ-Tarutung
Baca SelengkapnyaDugaan korupsi ini menyebabkan kerugian keuangan negara hingga Rp52 miliar.
Baca SelengkapnyaSelain dua tersangka korporasi, satu tersangka merupakan direktur utama dan ketua yayasan terkait Duta Palma Group
Baca SelengkapnyaSedangkan 1 orang tersangka dengan inisial BA selaku Direktur PT. Sikabaluan kembali mangkir
Baca SelengkapnyaKejati Kepri sepanjang tahun 2024 telah menangani 10 perkara dugaan tindak pidana korupsi dengan status pemberkasan dan P-21
Baca SelengkapnyaPenangkapan Tersangka HB dilakukan di Bekasi atas kerja sama Satgas SIRI Kejagung, Kejati Sulsel, dan Kejari Pinrang
Baca SelengkapnyaNW dinilai ikut serta dalam transaksi jual beli dan pengurusan serta penerbitan sertifikat pengalihan hak atas objek tersebut.
Baca SelengkapnyaDua tersangka dugaan korupsi penjualan aset Yayasan Batanghari Sembilan dijebloskan ke penjara.
Baca SelengkapnyaKejari Lahat menargetkan pelimpahan berkas dari enam tersangka dan seluruh barang bukti akan selesai pekan depan
Baca SelengkapnyaAset yang dilakukan sita eksekusi adalah tanah seluas 19.996 meter persegi.
Baca SelengkapnyaTanah yang menjadi objek tukar menukar diduga tidak jelas lokasinya, dan tidak melalui kajian yang semestinya dari tim pelaksana yang telah dibentuk.
Baca SelengkapnyaNW dinilai ikut serta dalam transaksi jual beli dan pengurusan serta penerbitan sertifikat pengalihan hak atas asrama mahasiswa di Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMereka melakukan investasi tanpa didasari Memorandum Analisis Investasi.
Baca SelengkapnyaAdapun tiga tersangka yang dilakukan pelimpahan Tahap II kali ini masing-masing berinisial AS, BN, dan SW.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Negeri Sumedang telah menetapkn lima tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi pada pengadaan tanah untuk pekerjaan jalan tol Cisumdawu.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, sudah ada 21 tersangka dalam kasus ini.
Baca Selengkapnya