

Jaksa Agung RI, ST Burhanuddin mengingatkan 365 calon jaksa yang tengah mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Jaksa (PPPJ) Angkatan LXXXII (82) Gelombang I Tahun 2025 untuk berpegang teguh pada integritas sebagai fondasi utama penegakan hukum.
Para calon jaksa itu juga diingatkan tentang pentingnya transformasi seorang Jaksa menjadi aparat penegak hukum yang berintegritas, berkeadilan, humanis, akuntabel, dan modern menuju Indonesia Emas 2045.
"Tanpa integritas, keadilan dan keberlangsungan hukum tidak akan terwujud. Seorang Jaksa harus menyeimbangkan kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan dengan landasan hati nurani,” tegas Jaksa Agung saat menyampaikan ceramah pada PPPJ Angkatan ke-82 Gelombang I Tahun 2025 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.
Menurut Jaksa Agung yang didampingi Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI, Leonard Eben Ezer Simanjuntak, para peserta PPPJ diingatkan untuk menanamkan lima karakter utama yang mencerminkan nilai Tri Krama Adhyaksa.
Kelima karakter itu adalah Soliditas yaitu menjaga jiwa korsa dan kebersamaan demi penguatan institusi,
integritas berupa konsistensi antara hati, ucapan, dan tindakan berlandaskan nilai kebenaran dan kemanusiaan, gigih yang diwujudkan dengan sikap pantang menyerah dalam menghadapi kompleksitas tugas.
Karakter ketiga adalah Andal yaitu seorang jaksa dapat dipercaya, bijak dalam mengambil keputusan, serta memiliki keterampilan manajerial. Terakhir karakter jaksa profesional yaitu membekali dirinya dengan pengetahuan hukum yang komprehensif, patuh pada regulasi, dan menjaga wibawa institusi.
Pada bagian lain, Jaksa Agung juga mengingatkan berbagai tantangan yang akan dihadapi para calon Jaksa yang menjadi peserta PPPJ Angkatan ke-82 Gelombang I Tahun 2025.
Tantangan itu berupa implementasi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Nasional dan pembahasan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), penanganan tindak pidana korupsi, narkotika, pencucian uang, tindak pidana berbasis gender, serta kejahatan siber dan aset digital
Selain itu, Jaksa Agung juga mengingatkan bahwa penegakan hukum modern tidak hanya bicara soal teknologi. Seorang jaksa tetap harus menjunjung hak asasi manusia, keadilan prosedural, dan adaptif terhadap dinamika masyarakat.
"Dengan akuntabilitas, Kejaksaan akan tetap dipercaya publik,” ujar Jaksa Agung.
Selain kecerdasan, lanjut Jaksa Agung, karakter seorang Jaksa ke depan juga harus menjunjung tinggi adab dan etika. Menurutnya, kecerdasan tanpa adab adalah kekuatan yang rawan disalahgunakan, sedangkan adab yang disertai kecerdasan akan melahirkan kebijaksanaan.
“Jagalah marwah institusi. Jangan rusak kepercayaan publik dengan penyimpangan. Jadilah pemimpin inspiratif yang mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi,” imbuh Jaksa Agung.
Mengakhiri ceramahnya, Jaksa Agung memberikan motivasi kepada para peserta PPPJ agar tetap semangat, menjaga kesehatan, dan selalu berdoa dalam menjalani pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Install Story Kejaksaan
story.kejaksaan.go.id