Seorang pedagang cilok asal Sukabumi, Andi (34) yang kedapatan mencuri di Alun-Alun Kota Bogor dimaafkan oleh Kejaksaan melalui Keadilan Restoratif.
Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bogor mengajukan permohonan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat setelah mempelajari berkas perkara kasus pencurian tersebut.
Merantau Hanya Bawa Selembar Pakaian
Kronologinya, Andi (34) seorang pedagang cilok asal Sukabumi merantau ke Kota Bogor untuk mencari pekerjaan dengan uang saku 70 ribu dan selembar pakaian yang dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Setelah ke sana kemari mencari lowongan pekerjaan, Andi tak kunjung mendapatkannya. Ia pun kelelahan dan beristirahat di trotoar pintu masuk alun-alun Kota Bogor.
Curi Tas untuk Menyimpan Pakaian
Saat itu pula, ia melihat sebuah tas milik Eko Satrio Purnomo yang diletakkan di trotoar dekat pintu alun-alun. Eko meninggalkan tasnya sekitar 3 meter dari lokasinya berdiri.
Andi pun mengambil tas itu dengan maksud untuk menyimpan pakaiannya yang sebelumnya disimpan di kantong plastik.
Melaporkan Kasus
Melihat aksi Andi tersebut, Eko pun langsung memanggil dan melaporkannya ke petugas Satpol PP yang sedang bertugas di Alun-Alun. Sebab di dalam tas itu terdapat handphone dan beberapa merchandise.
Ditetapkan sebagai Tersangka
Berdasarkan pengakuan Andi dan penjelasan Eko Satrio, Satpol PP membawa Andi ke kantor polisi. Atas perbuatannya Andi ditetapkan sebagai tersangka yang disangkakan melanggar Pasal 362 KUHP tentang Pencurian. Selanjutnya berkas perkaranya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Kota Bogor.
Sepakat Berdamai Tanpa Syarat
Setelah menerima berkas perkara, mendengar kronologis kejadian dan mengetahui alasan tersangka mencuri, menggugah hati Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bogor Waito Wongateleng dan Kepala Seksi Tindak Pidana Umum beserta Tim Jaksa Penuntut Umum untuk dapat mendamaikan, menenangkan dan menyelesaikan perkara ini tanpa melalui proses peradilan.
Andi pun menyampaikan permintaan maaf dan penyesalan atas perbuatan yang dilakukannya.
Mendengar kata maaf dan penyesalan yang tulus, si pemilik tas memaafkan kesalahan tersangka dan sepakat untuk berdamai tanpa syarat.
Ia pun dibebaskan tanpa syarat usai permohonan yang diajukan telah disetujui oleh Jaksa Agung Muda Pidana Umum (JAM-Pidum) Fadil Zumhana melalui ekspose secara virtual pada Rabu, 06 September 2023.
Surat Penghentian Penuntutan
Selanjutnya, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum memerintahkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Kota Bogor untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian hukum.
- Arini Saadah
Tersangka yang dihentikan penuntutannya berdasarkan Keadilan Restoratif tersebut adalah Andri Susanto bin Abdullah dari Kejaksaan Negeri Tebo.
Baca SelengkapnyaDirektur Tindak Pidana Terhadap Orang dan Harta Benda (TP Oharda) pada Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum (JAM PIDUM), Nanang Ibrahim Soleh.
Baca SelengkapnyaSalah satu perkara yang diselesaikan melalui mekanisme keadilan restoratif yaitu terhadap Tersangka Agus Setiawan bin Tauzi dari Kejaksaan Negeri Lampung Utara
Baca SelengkapnyaJaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum menyetujui 20 permohonan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaPlt. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum), memimpin ekspose dalam rangka menyetujui 17 permohonan penghentian penuntutan berdasarkan RJ.
Baca SelengkapnyaAlasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan antara lain:
Baca SelengkapnyaBerikut 24 permohonan penghentian penuntutan berdasar keadilan restoratif yang disetujui
Baca SelengkapnyaBerikut 8 permohonan penghentian penuntutan berdasar keadilan restoratif yang disetujui
Baca SelengkapnyaBerikut 5 permohonan penghentian penuntutan berdasar Keadilan Restoratif yang disetujui:
Baca SelengkapnyaDirektur TP Oharda pada JAM PIDUM setujui 18 dari 19 ajuan permohonan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaBerikut 15 berkas perkara lain yang dihentikan penuntutannya berdasarkan keadilan restoratif
Baca SelengkapnyaBerikut daftar 2 perkara yang dihentikan berdasar keadilan restoratif dalam tindak pidana narkotika
Baca Selengkapnyaamosikha Buulolo menganiaya korban Anolosa Nehe alias Ama Segar hingga menyebabkan luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.
Baca SelengkapnyaBerkas perkara yang dihentikan penuntutannya berdasarkan keadilan restoratif yaitu tersangka Johan Pratama alias Johan bin Alimudin
Baca SelengkapnyaSalah satu tersangka adalah pencuri ponsel di poll bis.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar enam perkara yang dihentikan berdasar keadilan restoratif dalam tindak pidana narkotika
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung mengabulkan 15 dari 16 permohonan penghentian perkara berdasarkan keadilan restoratif.
Baca SelengkapnyaDari delapan permohonan, JAM-Pidum menyetujui tujuh penghentian perkara berdasarkan keadilan restoratif. Satu ditolak.
Baca SelengkapnyaBerikut 19 permohonan penghentian penuntutan berdasar keadilan restoratif yang disetujui
Baca Selengkapnya