Kedatangan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Aceh yang baru, Yudi Triadi, S.H, M.H disambut jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompida) Provinsi Aceh dan Ketua Majelis Pemusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Teungku H Faisal Ali dan para asisten Kejati Jatim saat tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang Aceh Besar pada Kamis, 24 April 2025 pukul 13:40 WIB.
"Selamat datang kepada Bapak Yudi Triadi di Tanah Rencong. Semoga dapat menjalankan tugas dengan amanah, menjaga supremasi hukum, dan menjadi mitra strategis dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di Aceh,”
ujar Ketua MPU Aceh Nasir di ruang VIP Bandara Sultan Iskandar Muda
DIsambut Tradisi Peusijuek
Usai penyambutan resmi, Kajati Aceh Yudi Triadi juga mendapat sambutan secara adat melalui proses Peusijuek sebagai simbol penghormatan dan penerimaan resmi oleh masyarakat Aceh.
Mengutip laman Kemendikbud, tradisi Peusijuek adalah prosesi adat istiadat yang dilakukan diberbagai kegiatan tertentu dalam kehidupan masyarakat Aceh, salah satunya kepada seseorang yang memperoleh kedudukan tinggi dalam pemerintahan dan masyarakat.
Tata cara pelaksanaan tradisi Peusijuek dilakukan dengan beberapa urutan diawali menaburkan beras padi (breuh padee), menaburkan air tepung tawar, menyunting nasi ketan (bu leukat) pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (teumutuek).
Kagumi Sosok Syiah Kuala
Masih di hari yang sama, Kajati Aceh yang didampingi Ketua IAD Wilayah Aceh, Juraidah S.Kom berziarah ke Makam Syiah Kuala yang merupakan seorang ulama besar pada masa Kesultanan Iskandar Muda di Gampong Deah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh ini usai melaksanakan sholat di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Usai berdoa di Makam Syiah Kuala, Kajati menyampaikan kekagumannya kepada Syiah Kuala yang memiliki nama asli Teungku Syekh Abdurrauf karena keahliannya tentang hukum.
Kemampuan ini pula yang membuat kebijakan yang dilakukan masyarakat Aceh tidak luput dari dasar hukum seperti tertuang dalam pepatah “Adat bak Poutoe Merehom, Hukum bak Syiah Kuala”, artinya kebijakan masalah adat dan hukum di Aceh dasarnya ada pada Potoe Merehom dan Syiah Kuala.
Disambut Proses Adat Peusijuek, Kajati Baru Aceh Yudi Triadi Kagumi Sosok Ulama Syiah Kuala
Kejari menginisiasi pembentukan Peraturan Bupati untuk melindungi satwa liar burung hantu yang efektif membantu pengendalian hama tikus di areal persawahan.
Follow
Rekomendasi
